Love Unconditionally

Saya tidak tahu harus mulai darimana cerita ini. Ini hanya cerita. Ya cerita. Yang bahkan saya pun tidak begitu tahu persis detail sebenarnya.

Saat malam menjelang, kantuk belum juga hadir. Saya memutuskan untuk berselancar di dunia maya. Lalu saya menemukan suatu headline news yang cukup membuat saya kaget sekaligus penasaran.

Dan cerita itu pun dimulai...

Seorang pria harus kehilangan istri yang baru 5 bulan dinikahinya. Adalah sang gadis. Wanita cantik dan kuat yang harus berjuang melawan Melanoma.

Mereka berdua menikah pada Desember 2017. Dan penyakit itu diketahui jauh sebelum pernikahan itu terjadi, awal 2017. Lantas, apa yang membuat sang pria tetap ingin menikahi sang gadis? Apa karena fisik? terpaksa atau hanya kasihan?

Dengan segala yang dimiliki sang pria, latar belakang yang baik, pendidikan, harta, dan mungkin masa depan yang gemilang sang pria tetap menikahi sang gadis yang ia tahu mengidap penyakit keras. Yang mungkin akan berpotensi menyusahkannya, menyita harta, tenaga dan waktunya. Meskipun dia cinta.

"Dia tangguh, tidak pernah menyerah, tidak perah mengeluh dan selalu ikhlas. She always told me, teach me and showed me to believe more in the afterlife by saying -take your wudhu, let's pray together- "
Begitu ungkap sang pria.

Jika pasangan lain menikmati awal pernikahan dengan memadu kasih, mereka memaknai cinta kasih itu dengan saling menguatkan dalam menjalani pengobatan sang gadis. Mulai dari Amerika sampai Tokyo kemanapun, berapapun dan apapun mereka tempuh demi kesembuhan sang gadis. Demi harapan - harapan yang mereka punya dalam hidup.

Senyum itu selalu ada, kekuatan itu semakin kuat, keikhlasan sang gadis semakin tertanam. Tapi keganasan penyakit itu semakin menjadi. 

Sang gadis semakin kurus meski senyum itu tak pernah luput. Helai rambut pun mulai menipis seiring pengobatan kimia yang dijalani. Paras cantiknya mulai memudar berganti pucat pasi yang menyayat hati.

Sampai pada pagi itu, mereka sholat shubuh berjamaah. Siapa sangka, itu adalah sholat shubuh terakhir ia dengan sang gadis. Mulai melemah, sang gadis akhirnya berpulang pada siang hari. Dan sang pria dengan tegar menyolati jenazah sang gadis di negeri orang tempat mereka mengais harapan untuk kesembuhan. 

Lebih tegar dari itu, sang pria membawa jenazah mendiang istrinya ke tanah air dan mengantarkan, mendoakan serta menguburkannya ke tempat peristirahatan yang terakhir. Itu tepat dengan hari kelahirannya.

"Hari ini hari ulang tahunku. Hari ini aku anterin kamu ke tempat istirahat terakhir, hoping you watch me from up there."

See.. sang pria di ulang tahunnya. Sang pria bahagia merayakan ulang tahunnya dengan status baru menjadi seorang suami. Namun juga bersedih karena sang gadis yang merubah statusnya harus pergi saat itu juga.

It showing me how to love unconditionally, to always be strong for each other and to never complain about anything. They had a lot of hope in life, but they believed more in the afterlife.

ANI LESTARI

No comments:

Post a Comment

Thanks for comments, I will reply soon!