Love Job

Banyak orang mengatakan, kita harus keluar dari zona nyaman kita. Ada orang yang setuju dengan pernyataan tesebut, namun banyak pula yang tidak terima.

Itu tergantung pada zona nyaman yang mereka jalani. Yang namanya zona nyaman, yah sangat nyaman. Hidup terasa ada di genggaman kita. Dari kebutuhan finansial yang mapan, hubungan sosial yang baik, juga kebahagiann yang senantiasa mewarnai hari hari. Hidup seolah berpihak padanya.

Tapi ingatkah kalian teori evolusi tentang seleksi alam? Menjelaskan bahwa makhluk hidup yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya lama kelamaan akan punah. Yang tertinggal hanyalah mereka yang mampu beradaptasi dengan lingkungnnya. Dan sesama makhluk hidup akan saling bersaing untuk mempertahnkan hidupnya- Wikipedia.

Ambil saja contoh saat kita berada di dunia kerja. Banyak orang yang sulit move on dari tempat kerja mereka sekarang. Alasannya klise. Mereka sudah merasa nyaman bekerja di perusahaan tersebut. Gaji mapan, pangkat ada, atau disegani oleh kerabat kantor bahkan berpikir kalau kita adalah ‘dewi fortuna’ bagi perusahaan. Karir kerja seolah terjamin.

Kesulitan-kesulitan yang ada seolah sirna dengan kejayaan yang kita dapatkan dari perusahaan.

Namun, perusahaan ya tetap perusahaan. Itu bukan milik kita. Sampai kapanpun perusahaan akan tetap menjadi badan usaha dari sekelompok orang yang harus menghasilkan profit atau keuntungan.

Kita sama dengan perusahaan. Saat keduanya tidak memiliki hasrat untuk terus berkembang padahal lingkungan mulai menunjukkan perubahannya, besar kemungkinan keduanya akan ‘mati’ bersama. Ingat, seleksi alam tadi.

Kita tidak mungkin selamanya mengandalkan perusahann yang kita cintai sedemikian rupa itu. Ada kalanya kita harus move on. Move on disini tidak selalu dalam artian resign dari tempat kerja lama kemudian mencari pekerjaan baru.

Yang perlu dilakukan adalah untuk terus ‘menggali’ potensi diri. Kalau kita merasa punya potensi di bidang lain, atau kita punya keinginan untuk melakukan suatu hal diluar rutinitas yang ada, mengapa tidak? Kalau kita ingin menjadi minoritas, kenapa harus takut? Kalau kita ingin hidup dengan bebas tanpa kekangan, mengapa harus terus mengeluh dari dalam ‘sangkar’? Kalau kita ingin mencoba sesuatu yang baru, kenapa harus banyak perhitungan? Kalau kita ingin bahagia, mengapa harus ada alasan untuk mempertahankan hal yang menyakitkan?

Lihatlah para penjudi di permainan casino? Mereka hanya butuh uang agar mereka bisa bermain casino. Untuk menang atau kalah, bukan masalah. Mereka hanya butuh spekulasi. Kalau menang mereka akan melakukan apa, kalau kalah mereka juga tau harus bagaimana. Itu saja cukup. Yang penting kita mencoba. Tapi bukan coba-coba yang memerlukan segudang pertimbangan juga perhitungan. Ini bukan soal mencari keuntungan. Ini soal apa yang dicintai.

So, love your job, but don’t love you’re company. Because you may not know when you’re company stops loving you. But if you’re job isn’t what you love, then why should bother looking for a reason to stay?

ANI LESTARI

No comments:

Post a Comment

Thanks for comments, I will reply soon!