Really Happy- Birthday

Tepat tanggal 19 September kemarin, umur saya genap 20 tahun. Dulu, saya hanya membayangkan bahwa kelak di umur 20 tahun saya, akan berjalan seperti biasa dari tahun – tahun sebelumnya. Make it happy as always. Namun, tanpa saya duga, banyak hal-hal cukup penting yang saya putuskan untuk memulai berjalan di 20 umur saya.

Yang pertama, saya memutuskan untuk mutasi kuliah. Kedua, saya benar-benar resign dari pekerjaan lama saya. Dan yang ketiga, saya memilih untuk mengakhiri ‘hubungan’ saya dengan seseorang.

Saya benar-benar merasa reborn saat itu. Banyak hal yang berubah secara drastis. Dari mulai waktu saya belajar di kampus, lingkungan pergaulan baru di kampus, hingga berupaya sekuat mungkin move on dari seseorang dan melanjutkan hidup sendiri.

Everything is change. Saya pun mulai merubah beberapa cara pandang saya terhadap hidup saya sendiri. Mulai saat itu saya putuskan, saya hanya ingin hidup bahagia.

Hidup bahagia disini bukan berarti hidup mewah, hangout ke tempat paling prestige bersama teman-teman paling high class atau bersantai-santai dan malas-malasan di rumah. Bukan, bukan itu.

Saya hanya ingin melakukan apa yang membuat saya bahagia. Kenapa harus hidup tertekan and full of stress kalau kita bisa hidup bahagia? Bukan tidak mungkin ada banyak masalah, namun dalam setiap masalah yang datang, kita bisa memilih untuk tetap bahagia atau ikut terpuruk dalam kesakitan.

Saya pikir, saat berumur muda lakukanlah banyak hal yang kamu suka atau ingin coba dan carilah pengalaman sebanyak-banyaknya. Hidup di umur muda tidak seharusnya membosankan.

Kalau kalian punya suatu hobi atau hal yang idealis, lakukanlah! Sekarang! Saat kalian masih muda. Karena suatu hari nanti, mungkin idealisme kita akan dikalahkan oleh kejamnya realita hidup, yang mau tidak mau harus dijalankan kelak saat kita berkeluarga atau menjadi orang tua nanti.

Then, I remembered about Steve Jobs.

“Your time is limited, so don’t waste it living someone else’s life. Don’t be trapped by dogma –which is living with the results of other people’s thinking. Don’t let the noise of other’s opinions drown out your inner voice. And most important, have the courage to follow your heart and intuition. They somehow already know what you truly want to become. Everything else is secondary.”

Waktu yang kita miliki sangat terbatas di dunia. Belum lagi kenyataan bahwa kita hanya hidup satu kali dan harus mempertanggung jawabkan segalanya di kehidupan baru nanti. Lalu mengapa kita mengorbankan waktu hidup kita yang terbatas ini?

ANI LESTARI

No comments:

Post a Comment

Thanks for comments, I will reply soon!