Bom Waktu

Sebagian dari kita memang memiliki kekhawatiran tersendiri mengenai hidup. Ada yang gundah dan sangat khawatir sehingga menjadikan mereka orang yang terstruktur. Namun ada pula dari kita yang bersikap santai. So, they just go with their flow.

Hmm,, namanya juga kepribadian, sulit untuk diubah. Kuat terbentuk dari faktor lingkungan.

Dan saya termasuk kedalam orang yang pertama. Khawatir terhadap masa depan. Tidak perlu untuk menunggu masa depan, untuk hari esok pun mungkin cukup membuat was-was. Walaupun saya sadar bahwa manusia tidak akan pernah terlepas dari minimal satu masalah sekalipun.

Yang menarik adalah, baru-baru ini saya menonton suatu film dan film itu benar-benar menggelitik saya. Sedikit menyindir memang. Dan itu membuat saya terlihat bodoh dan menyedihkan sekaligus.

Bercerita tentang seseorang yang tidak percaya akan dirinya sendiri. Rela berubah, lebih tepatnya merubah dirinya menjadi seseorang yang lain. Hanya karena ia takut. Ya takut akan kesakitan yang menurut prediksi akan menimpanya, meski tidak tau kapan waktunya.

Ia merubah dirinya sendiri menjadi orang yang jauh lebih menyedihkan dibandingkan dengan vonis yang ia terima itu sendiri. Kebahagiaannya terasa direnggut. Seolah takdir mempermainkannya. Maka ia memutuskan untuk pergi sebelum semua vonis itu terjadi, bahkan ia tak tau kapan waktu itu datang atau mungkin tidak akan datang. Sangat menyedihkan.

Kemudian saya bisa menyimpulkan dari kisah hidup seseorang dalam film tersebut; 

Mengapa kita khawatir tentang masa-masa sulit yang mungkin akan kita hadapi?

Jangan pernah lakukan itu.

Mengapa?

Karena kesulitan itu belum muncul. Mengapa kita harus sedih dan putus asa? Atau menangis terlebih dulu? Kita bisa menangis ketika saat itu benar-benar terjadi.

Kesulitan itu bisa diibaratkan sebagai bom waktu yang tertanam di dalam dirimu. Bom waktu itu, kita tidak perlu khawatir walau tak tau kapan akan meledak. Karena saat waktu itu tiba, percayalah, akan ada ‘seseorang’ yang memiliki ‘gunting’. Dia akan memotong kabel entah itu warna merah, biru atau yang berwarna pelangi. Untuk menghentikannya. Dan jika itu tidak berhasil, seseorang itu pasti akan memelukmu dan merekam setiap detail wajahmu. Kemudian kalian akan meledak bersama.

ANI LESTARI

No comments:

Post a Comment

Thanks for comments, I will reply soon!