Kamu Satu Satunya

Kita duduk berhadapan dengan perasaan aneh, terlibat percakapan kecil dan saling menanyakan kabar. Terkadang saat percakapan terhenti, dinginnya keheningan membuat kita membeku.

Sekarang kita menjadi orang yang tak saling mengenal di tempat ini. Siapapun itu akan meninggalkannya dengan menangis. Aku benci dengan ekspresi wajahmu yang terus berusaha agar tidak menyakitiku. Jadi aku membiarkanmu pergi.

Entah mengapa sepertinya kau meremehkan ucapanku yang tiba-tiba. Dimulai dari manakah kesalahan ini?

Bukankah kita mengharapkan tempat yang berbeda sejak dahulu kala?

Awal dan akhir yang sangat berbeda jauh. Mengapa ini seperti rasa sakit yang menusuk jantungku? Dalam sekejap perasaanku yang meluap-luap menjadi hancur dan hampa.

Bagaimana aku akan membangkitkan diriku lagi?

Kapan isi kepalaku akan menghapusmu ?

Satu hari, dua hari, satu bulan, mungkin jauh bertahun-tahun kemudian. Dan suatu saat nanti aku tidak akan lagi menjadi orang yang ada dalam ingatanmu.

Kau akan menghapusku.

Hanya kau yang pergi menjauh. Sebanyak apapun aku mencintaimu, kau tetap satu satunya. Meskipun merasakan sakit dan sakit, seperti orang bodoh namun selamat tinggal. Meskipun tak dapat melihatmu lagi, tetap kau satu satunya.

Sekarang selamat tinggal cintaku, inilah saatnya berpisah, meskipun merasakan sakit dan sakit, seperti orang bodoh, namun selamat tinggal. Meskipun tak dapat melihatmu lagi, kau tetap satu satunya.

ANI LESTARI

No comments:

Post a Comment

Thanks for comments, I will reply soon!